Seperti yang telah diketahui bahwa stroke ada kondisi dimana ada gangguan pada sistem peredaran darah pada otak, baik berupa sumbatan maupun terjadi pecah. Terjadinya sumbatan maupun pecahnya pembulu darah bisa terjadi karena beberapa hal. Pada sebagaian kasus stroke sumbatan dan pecahnya pembulu darah terjadi karena buruk kondisi sistem cardiovaskuler yang meliputi jantung, pembulu darah, dan darah.
Resiko sumbatan dan pecahnya pembulu darah yang terjadi pada stroke akan mengalami peningkatan jika seseorang memiliki kebiasan – kebiasaan yang kurang sehat. Kebiasaan – kebiasaan tersebut diantaranya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa stress memilki pengaruh yang signifikan pada kinerja kardiovaskuler. Kondisi stress sering kali dikaitkan dengan meningkatnya tekanan darah dan ketegangan didaerah sekitar tengkuk. Stress yang terus menerus tanpa menjemen stress yang baik akan meningakatkan resiko serangan stroke.
Makanan adalah slah satu faktor penentu kesehatan dan ketahanan seseorang. Makanan yang sehat akan membuat metabolisme tubuh berjalan lancar sehingga kinerja tubuh berjalan dengan baik. Pembulu darah terjaga keelastisanya, darah sedikt oksidanya, dan kinerja jantung stabil. Jika makanan yang masuk ke dalam tubuh berupa makan yang kurang sehat (over gula, over lemak, over protein, dll) akan membuat metobolisme tubuh menjadi berat sehingga resiko gangguan kardiovaskuler akan meningkat dan resiko serangan stroke juga akan meningkat.
Tidak bisa dipungkiri bawah gerakan atau aktifitas anggota badan akan mendukung kesehatan kardiovaskuler. Gerakan tubuh akan menggerakan darah dan memperlancar aliran darah serta menstabilkan kinerja jantung. Jika tubuh minim gerak makan kinerja kardiovaskuler akan menurun, jika terus demikian resiko terjadi sumbatan akan meninggi dan serangan stroke akan lebih mudah terjadi.
Meski dua hal ini masih sering simpang siur dalam hal pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan seseorang. Beberapa sumber menjelaskan bawah minum – minuman berakhohol dan merokok memiliki pengaruh pada kondisi kardiovaskuler. Pengaruh yang kuat pada kualitas darah dan keeleastisan pembulu darah. Jika darah memiliki banyak oksidan dan pembulu darah berkurang keelatisanya makan resiko serangan stroke akan meningkat.
Kebiasaan – kebiasan diatas jika terus dilakukan pasti akan meningkatkan resiko serangan stroke. Karena pada dasarnya stroke terjadi karena kondisi kesehatan kita yang kurang baik. Jika kebiasaan tersebut bisa dirubah, maka resiko serangan stroke juga akan berkurang atau menurun. Tentunya mencegah lebih baik daripada mengobati. Terlebih lagi biaya mencegah agar tidak terjadi serangan stroke pasti lebih rendah daripada biaya perawatan stroke. Semoga Allah mudahkan kita untuk terus menjaga kesehatan dan menghindari faktor resiko terjadinya serangan stroke.