Ada seorang wanita yang menderita karena sihir, berdasarkan keyakinannya dan berdasrkan semua gejala – gejala yang dia sebutkan berkenaan dengan keadaanya, maka pertama kali wanita ini memriksakan kepada salah seorang terapis, ditengah – tengah pemriksaan Allah mentakdirkan dia melahirkan anak laki – laki. Anak yang baru dilahirkan ini ditimpa komplikasi gangguan tertentu yang menyebabkan harus dipindahkan ke rumah sakit agar segera ditangani dengan penanganan rawat inap.
Setelah itu terapi memberikan saran kepada ibu tersebut untuk tidak memberikan air susunya kepada anaknya dengan alasan agar sihirnya tidak menular. Terapis tersebut mengabarkan bahwa pemberian air susu kepada anaknya terkadang dapat menimbulkan komplikasi masalah yang berbahaya karena pengaruh sihir.
Karena masalah tersbut hampir – hampir musibah besar terjadi karena perbedaan pendapat anatara istri dan suami menyikapi anjuran tersebut. Mereka hampir saja mau cerai, Laa Haula Wala Quwwata Illa Billa.
Belajar dari kisah
Jika kita renungkan, kita akan kesulitan mendapatkan alasan dari mana kesimpulan anjuran tersbut, dalil syar’inya apa, dalil fikirnya apa?. Karena seperti tidak bisa diyakini dengan hati dan sulit dilogikan dengan pikiran. Bagaimana susu seorang ibu tidak boleh diminumkan kepada anakanya karena alasan yang belum jelas dalilnya.
Seandainya memang sihir bisa menular, tentunya anak tersebut sudah terkena sihir dari awal karena plasenyanya terhubung dengan darah ibunya. Wa Allah A’lam. Berhati – hati dan mari tetap pertengahan dalam memahami ilmu terapi.
Dari kisah ini kita belajar pentingnya memiliki pemahaman yang baik dalam masalah kesehatan tekhusu terkait terapi. Memilih terapis yang baik dan ahli adalah separuh dari kesembuhan. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua. Mari Sembuh