Mungkin, akan, ada yang bertanya: Apakah kesembuhan yang disebabkan Al-Qur’an itu diraih dengan cara dikaji dan diamalkan ataukah hanya dibacakan saja?
Dalam ayat 82 Surah Al-Isra’ secara gamblang dijelaskan bahwa semua ayat Al-Qur’an berpotensi menjadi Syifa (obat atau penyembuhan) dan rahmah (rahmat atau kasih sayang) bagi orang yang beriman. Sementara bagi orang-orang yang zhalim, ayat-ayat Al-Qur’an tidak menambahkan apapun melainkan kerugian. Disini dapat kita tangkap sebuah pesan dari Al-Qur’an dari aspek penyembuhan tidak berlaku untuk semua manusia, tetapi dibedakan antara orang yang mengimani Al-Qur’an dan yang berlaku zhalim.
Apa makna iman? Ada yang mengatakan iman adalah percaya. Tetapi itu tidak sederhana yang dikatakan. Iman memiliki tiga perangkat (alat) pembuktian yang harus bekerja secara bersamaan tanpa dipisah. Ketiga perangkat itu adalah lisan (lidah) yang bertugas mengikrarkan keimanan, janan (hati) yang mempercayai secara jujur apa yang diikrarkan lisan, dan jawarih (anggota tubuh) yang melaksanakan apa yang diucapkan lisan dan dipercayai janan (hati). Jadi, iman itu tidak hanya cukup mempercayai adanya Allah, rasul-rasul, kitab suci, malaikat, Hari Akhirat, dan takdir saja, melainkan harus dinyatakan dengan pengikraran dan dibuktikan dengan perbutan nyata.
Orang yang dibacakan ruqyah syar’iyyah berupa ayt-ayat Al-Qur’an yang memuat ajaran tauhid, ibadah, hukum, mu’amalah,Hari Akhirat, dan sebagainya, sementara dalam kehidupannya sehari-hari ia masih lekat dengan aroma kesyirikan, khurafat dan bid’ah, maka pengaruh atau manfaat ruqyah itu tidak akan maksimal. Oleh karena itu, seorang peruqyah-sebelum proses ruqyah berlangsung –harus memberiakn pemahaman akidah yang benar dan ibadah yang baik serta membimbingnya agar meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah. Jadi tugas seorang peruqyah bukan hanya mengobati keluahn fisik semata tetapi juga meresepkan oat hati atau jiwa yang sedang sakit.
Dengan iman yang utuh, kesembuhan jiwa dan raga, fisik dan psikis mudah didapatkan. Banyak orang yang berobat hanya untuk mengobati fisik yang sakit, sementara hati yang sakit di diobati, maka walaupun ia sembuh secara fisik tetatapi hanya bersifat sementara. Kesimpulannya, jika ingin mendapatkan manfaat kesembuhan dari Al-Qur’an, tidak cukup hanya dibacakan saja, tetapi harus mau mengubah pola piker dan pola hidup agar sesuai dengan Ajaran Al-Qur’an.