Prilaku mencari kesembuhan adalah prilaku atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang, keluarga, komunitas atau masyarakat dalam mencari penyembuhan ketika sakit. Prilaku mencari kesembuhan dipengarui oleh berbagai macam faktor, budaya, pendidikan, ekonomi, poltik dan keyakinan. Dalam hal ini keyakinan sangat mempengarui seseorang dalam usahanya menyembuhkan dirinya. Keyakinan mendorong seseorang untuk mendapatkan kesembuhan sesuai dengan apa yang dia yakini. Seperti yakinnya seseorang pada ritual ritual tertentu untuk mendapatkan kesembuhan.
Keyakinan kita dan pemahaman kita dengan agama islam akan mendorong kita untuk melakukan peyembuhan sesuai dengan ajaran ajaran islam. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena rendah dan tingginya tingkat pengamalan islam kita bisa dinilai dari seberapa besar pengaruh ajaran islam dalam kehidupan kita. Termasuk dalam proses penyembuhan, seharusnya ajaran islam menuntun kita dalam usaha tersebut.
Kita akan lihat bagaimana pengaruh keyakinan seseorang terhadap prilaku penyembuhan melalui pengalaman ini.
Pertama adalah prilaku mencari kesembuhan seseorang yang jika terkena penyakit maka dia akan mengerjakan sholat dua rekaat dan memohon kesembuhan kepada Allah. Jika hal ini belum cukup menyembuhkanya, dia lanjutkan dengan membaca surat surat dalam al – qur’an sebagai usaha ruqiyah diri sendiri. Jika belum cukup menyembuhkan, dia akan bersedekah dengan niat mendapatkan pahala kebaikan dan dijadikan jalan penyembuh dari penyakitnya. Jika belum sembuh, dia akan memperbanyak istighfar kepada Allah dan bertobat, sebab dia yakin bahwa sakit adalah satu sebab diampuninya dosa seorang hamba. Jika belum sembuh, dia lanjutkan dengan minum madu dan habbatu saudah sebagai upaya mengikuti wasiat nabinya dalam mencari kesembuhan. Jika belum sembuh, dia berupaya dengan memperbaiki gaya hidup dan mengkonsumsi makanan atau minuman berkasiat obat. Jika belum sembuh juga maka dia akan pergi ke dokter muslim yang shalih.
Dari gambaran tersebut kita bisa simpulkan bagaimana keimanan pada Allah membuatnya menyerahkan semua permasalahan kepada Allah dan berusaha sabar dan tawakal dengan usaha – usaha yang dianjurkan oleh syariat.
Kedua adalah prilaku mencari kesembuhan seseorang yang jika terkena penyakit maka hal pertama yang dia lakukan adalah mencari di internet tentang gejala sakit dan penyakitnya apa?. Jika sudah ketemu menurutnya (meski belum tentu benar), dia akan pergi ke apotik dan membeli obat yang dikira akan menyembuhkanya. Jika tidak sembuh, dia akan pergi ke dokter dan minta obat. Jika belum sembuh, dia akan pindah ke dokter lain sampai terkadang berpindah pindah dokter dan mendapatkan banyak obat. Jika belum sembuh, dia akan mencoba memakai herbal atau pengobatan alternatif sesuai informasi yang dia dapatkan.Belum sembuh juga dia akan pergi ke ustadz, bertanya ke ustadz, kiranya kenapa dia sakit dan apa amalan yang bisa dilakukan. Jika ternyata belum sembuh, dia baru akan bertobbat kepada Allah dan mohon ampun atas segala kesalahanya.
Dari gambaran tersebut kita bisa simpulkan bagaimana keimanan pada usaha atau dirinya sendiri mengarahkan usahanya untuk mendapatkan kesembuhan dan tidak menempatkan Allah sebagai perioritas. Baru setelah semua gagal, tidak ada jalan tidak ada alternatif, Allah dipilih. Ini gambaran lemahnya iman dan minimnya pemahaman akan perkataan nabi ibrahim dalam Al – Qur’an, “Jika aku sakit, maka Allah yang akan menyembuhkan.”